Search This Blog

Sunday 31 May 2015

Menimbang PMII Menjadi Badan Otonom Nahdlatul Ulama




Menimbang PMII Menjadi Badan Otonom Nahdlatul Ulama



Membicarakan masalah kembalinya PMII kembali ke NU merupakan persoalan yang menarik untuk di bahas dan dirumuskan. PMII dan NU serasa sudah menjadi satu meskipun tidak seutuhnya PMII milik NU. Namun, persoalan ini merangsang nalar kritis bagi sahabat sahabati PMII untuk menemukan titik pasti apakah PMII akan kembali pada NU atau dalam bahasanya menjadi badan otonom NU. Akan tetapi, salah satu pendiri PMII Ciputat Khatibul Umam mengatan bahwa PMII itu yang melahirkan NU ketika menjadi pembicara pada acara Harlah PMII ke-55 di Ciputat akan lebih menarik lagi ketika kita kumpulkan gagasan sahabat/i yang pernah saya kunjungi dan mendiskusikan tentang pmii menjadi badan otonom nu.


Perjalanan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia telah melawati fase demi fase mengikuti arus perkembangan. Dengan kata lain PMII sudah bisa dikatakan MANDIRI atau berdikari akan tetapi kita tidak punya kepastian tentang Ideologi maupun Nilai Dasar Pergerakan yang merujuk kepada Nahdlatul Ulama. Sedangkan kita sendiri telah mengindependensikan diri dari struktural Nahdlatul ulama yang pada saat itu berkecimpung dalam dunia politik praktis. Jangan sampai kita hanya bisa bedikari di atas angan-angan retorika ideologi maupun Nilai Dasar Pergerakan yang tidak ada kepastian bahwa kita harus melangkah dari jejak yang smar samar dan tidak mempunyai tujuan pasti dimana kita harus berdiri dan bergrak.


Menjadikan PMII sebagai badan otonom NU bukanlah hal yang saya rasa tidak harus dipersulit kepastiannya. Dari 230 Cabang dan 22 Pengurus Kordinator Cabang PMII di seluruh Indonesia[1] kita butuh yang namanya yang namanya sebuah konsolidasi yang melandasi pergerakan yang berbasis Islam Indonesia. Saya menemukan ketidaksetaraan basic maupun perubahan yang signifikan. Pada sisi lain banyaknya jumlah Pengurus Cabang dan Pengurus kordinator Cabang dan kader yang berlimpah menjadi tantangan tersendiri bagi organisasi tercinta kita yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Saya merasa Pengurus Besar pun tidak dapat menjangkau atau mengendalikan jalur kendali dimana PMII harus melangkah. Yang katanya mempunyai Paradigma Arus Balik Masyarakat Pinggiran termasuk Paradigma Kritis Transformatif (PKT). Tapi menurut saya itu hanya sekedar bunyi-bunyian saja tanpa pengaplikasian di Lokalitas, Nasional, Maupun  Global meskipun kita hanya berfokus pada Nasional.

Kembalinya PMII ke NU atau menjadi Badan Otonom NU itu di rasa sangat penting demi kemajuan dan langkah pergerakan. Bukan saja untuk membenahi sistem struktural yang selama ini kurang produktif dalam menjangkau semua kader yang ada di Indonesia. Dan membenarkan anggapan ASWAJA yang selama ini hanya dimaknai secara lafadz saja. Akan tetapi, ASWAJA dimaknai sebagai Nilai Dasar Pergerakan (NDP) dan Ideologi sebagai keyakinan mutlak seluruh warga  Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang menjadi suatu sistem penghayatan nilai-nilai ke islaman.


Dari semua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang pernah saya kunjungin baik itu PC Ciputat, PK Perbanas mereka tidak mempersoalkan masalah PMII menjadi badan otonom NU karena mereka lebih memilih PMII teteap dengan independensinya. Hal inilah yang menjadi keistimewaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang bisa merangkul semua kader meski mereka bukan Nahdlatul Ulama dan banyak sekali kader yang bukan Nahdlatul Ulama tetapi meraka PMII. Ketika kita memang telah menjadi Badan Otonom NU apakah mahasiwa yang bukan NU akan melirik ?  . Bahkan mereka menganggap dengan indepensensi PMII inilah yang membuat daya tarik diantara Pergerakan Mahasiswa atau organisasi Mahasiswa yang lain. Anggapan yang lainnya bahwa, Ketika kita telah menjadi Badan Otonom Nahdlatul Ulama kita tidak akan bisa bergerak bebas dan kita akan selalu di kordinir dalam ruang lingkup politik. Akan tetapi salah satu pendiri PMII Ciputat Khatibul Umam yang ketika itu tidak jadi bernagkat pada acara Harlah PMII ke-55 di Surabaya kerena tiket bertepatan dengan sholat Jum’at dan beliu masih menanggung beban saat itu yaitu menjadi Khotib dan Beliu merelakan itu karena dia msih punya tanggung jawab.Saya bangga kepada bapak Khatibul Umam padahal Beliau akan menerima penghargaan pada Harlah PMII Ke-55 di Surabaya.Tetapi beliau lebih memilih tanggung jawabnya dan menghadiri Harlah di PC Ciputat tepatnya di ASPI. Beliau mengatakan bahwa NU itu anaknya PMII dalam candanya ketika menjadi pembicara Harlah PMII ke-55. Menurut saya, Beliau bernaggapan seperti itu karena PMII dan NU telah menjadi satu baik dalam hal ideologi maupun yang lainnya.



Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia tidak akan bisa di pisahkan dari gerbong besarnya yaitu Nahdlatul Ulama yang selama ini menjadi gagasan maupun yang lainnya. Bapak Khatibul Umam mengatakan “Gagasan selalu menjadi kunci dalam setiap gerakan dan ide harus menjadi petunjuk jalan setiap tindakan. Hal inilah yang membuat PMII senantiasa eksis pada setiap zamannya”. Gagasan memang pnting dan akan menjadi panglima dalam pergerakan yang mesti dijalankan dengan hati yang terbuka dan di trnasformasikan dengan kaki-kaki yang selalu bergerak[2] dan gagasan yang saya tuangkan dalam hitam diatas putih ini akan  sangat mendukung sekali PMII menjadi Badan Otonom NU.  karena ketika kita pikirkan hal yang semacam apalah itu. Seperti banyaknya kader PMII yang bukan Nahdlatul Ulama yang merasa tidak setuju ataupun sebaliknya yang selama ini mereka bekhidmat pada PMII akan berusaha sebaik mungkin dalam mentransformasikan semuanya kepada PMII. Dan masalah dengan kader-kader PMII yang bukan Nahdlatul Ulama sya percaya kepada mereka meski PMII menjadi Bdan Otonom Nahdlatul Ulama mereka akan senantiasa berkhidmat kepada Organisasi tercinta kita yaitu Pergerakan Mahasiswa Indonesia.


Jadi, dari semua permasalahan yang ada, baik dari segi ideologi maupun Nilai Dasar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia mengenai PMII menjadi Badan Otonom NU merupakan suatu hal yang benar-benar harus di dukung kepastiannya. Menjadikan PMII sebagai Badan Otonom NU yang akan lebih memberi titik pasti baik itu dari segi Sistematis, Administrasi maupun Struktural. Pada hakikatnya semua akan kembali kepada masanya seperti halnya PMII kembali ke NU dan kita bisa mempunyai titik pasti dimana kita harus berdiri dan akan menggerakan bumi seperti yang di katakan Archmedes. Dan saya berharap dengan kembalinya PMII kepada NU akan menambah semangat para Sahabat dan Sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan lebih jooz lagi dalam hal penghayatan nilai-nilai ke islaman maupun yang lainnya.











[1] Jaelani SF, Kuasa Gagasan Dalam Pergerakan, Hal 3
[2] Jaelani SF, Kuasa Gagasan Dalam Pergerakan, Hal 15

Friday 10 April 2015

Adat yang Terlupakan

Istiqomah

Ekuilibrium — Kebiasan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia salah satunya Tahlilan yang dilakukan setiap malam Jum'at dan di selingi dengan Hadroh, membaca kitab maulid Al Barzanji,Al Burdah, dan Al Diba'i.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ وَقَالَ إِنَّ الشَّمْسَ تَدْنُو يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَبْلُغَ الْعَرَقُ نِصْفَ الْأُذُنِ فَبَيْنَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوا بِآدَمَ ثُمَّ بِمُوسَى ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Rasulullahصَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  bersabda: ‘Sesungguhnya matahari pada Hari Kiamat telah dekat sehingga keringat manusia akan mencapai separuh telinga. Pada saat itu mereka meminta tolong (ghauts)kepada Adam, kemudian kepada Musa, dan terakhir kepada Muhammad Saw.”

Itulah jawaban yang harus disampaikan, karena ucapan para penyair yang menulis qashidah mada’ih an-nabawiyyah (puji-pujian Nabi) seperti al-Barzanji, ad-Diba’i dan al-Bushiri dalam al-Burdah adalah sudah benar adanya dan tidak menyelisih dari ajaran Rasulullah. Selain itu, mereka juga muslim taat yang sangat berhati-hati dan menghindari hal-hal yang berbau syubhat dan syirik. Apakah penyair-penyair di atas sedemikian bodoh dan hina di mata mereka?! Demi Allah, mereka adalah orang soleh!


Bermodalkan alat-alat seadanya mereka tetap bersemangat dan selalu istiqomah menjalankan aktivitas tersebut. Semoga semangat kami menjadikan inspirasi bagi sahabat mau pun sahabati PMII dalam berorganisasi.(Albasyari)

Salam Pergerakan !!!
Salam Mahasiswa !!!

Thursday 9 April 2015

KEUTAMAAN MADZHAB SYAFI’I


KEUTAMAAN MADZHAB SYAFI’I


Madzhab Syafi’i adalah madzhab fiqih terbesar yang diikuti oleh mayoritas Ahlussunnah Wal-Jama’ah.

Madzhab ini tersebar pada masa Imam al-Syafi’i, dengan banyaknya para ulama yang belajar kepada beliau dan menyebarluaskan ilmunya kepada masyarakat.

Al-Hafizh al-Sakhawi (w. 902 H/1492 M) berkata:
 “Sesungguhnya al-Hafizh Abdullah bin Muhammad bin ‘Isa al-Marwazi (w. 293 H/906 M) yang menyebarkan madzhab al-Syafi’i di Marwa dan Khurasan setelah sebelumnya disebarkan oleh Ahmad bin Sayyar (w. 268 H/980 M). Sedangkan al-Hafizh Abu ‘Awwanah (w. 316 H/929 M) adalah orang pertama yang membawa madzhab al-Syafi’i dan karangan-karangannya ke Asfarayin.”

Dalam Kitab Al Inshaf fi Bayani Asbabi al Ikhtilaf, Al-Imam Syah Waliyullah al-Dahlawi al-Hanafi, seorang ahli hadits dan pakar fiqih berkebangsaan India, memberikan kesaksian tentang keistimewaan madzhab Syafi’i dibandingkan dengan madzhab-madzhab yang lain ditinjau dari tiga hal:

1) Ditinjau dari aspek sumber daya manusia, madzhab Syafi’i adalah madzhab terkaya memiliki mujtahid muthlaq dan mujtahid madzhab, madzhab yang paling banyak memiliki pakar ushul fiqih, teologi, tafsir dan syarih (komentator) hadits.

2) Ditinjau dari segi materi keilmuan, madzhab Syafi’i adalah madzhab yang:
paling kokoh dari segi sanad dan periwayatan,
paling kuat dalam autentisifikasi teks-teks perkataan imamnya
paling bagus dalam membedakan antara perkataan Imam Syafi’i (aqwal al-Imam) dengan pandangan murid-muridnya (wujuh al-ashhab),
paling kreatif dalam menghukumi kuat dan tidaknya sebagian pendapat dengan pendapat yang lain dalam madzhab.

3) Ditinjau dari segi referensi, hadits-hadits dan atsar yang menjadi sumber materi fiqih madzhab Syafi’i telah terkodifikasi dan terlayani dengan baik.
Hal ini belum pernah terjadi kepada madzhab lain.
Di antara materi madzhab Syafi’i adalah al-Muwaththa’, Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, karya-karya Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Darimi, al-Nasa’i, al-Daraquthni, al-Baihaqi dan al-Baghawi.
Al-Dahlawi berkata:

 • إِنَّ مَنْ حَادَّ مَذْهَبَ الشَّافِعِيِّ يَكُوْنُ مَحْرُوْمًا عَنْ مَذْهَبِ اْلاِجْتِهَادِ الْمُطْلَقِ

Barangsiapa yang menentang madzhab al-Syafi’i, maka ia akan terhalang dari madzhab ijtihad muthlaq.
Selanjutnya al-Dahlawi mengakhiri kesaksiannya dengan berkata:

وَإِنَّ عِلْمَ الْحَدِيْثِ وَقَدْ أَبَى أَنْ يُنَاصِحَ لِمَنْ لَمْ يَتَطَفَّلْ عَلىَ الشَّافِعِيِّ وَأَصْحَابِهِ رَضِيَ اللهُ تَعَالىَ عَنْهُمْ، وَكُنْ طُفَيْلِيَّهُمْ عَلىَ أَدَبٍ، فَلاَ أَرىَ شَافِعًا سِوىَ اْلأَدَبِ

“Sesungguhnya ilmu hadits benar-benar enggan memberi dengan tulus kepada orang yang tidak membenalu kepada Imam Syafi’i dan murid-muridnya . Jadilah kamu benalu kepada mereka dengan beretika, karena aku tidak melihat penolong selain etika”. (38-39).

• Kesaksian al-Dahlawi di atas, bahwa madzhab Syafi’i merupakan perintis dan pemimpin umat Islam dalam ilmu hadits, sangat penting.

• Mengingat reputasi keilmuan al-Dahlawi sebagai seorang pakar hadits dan fiqih yang bermadzhab Hanafi, dan bukan pengikut madzhab Syafi’i.

• Kesaksian tersebut diperkuat dengan fakta sejarah bahwa pada masa silam, istilah ahli hadits identik dengan para ulama madzhab Syafi’i.

Al-Hafizh al-Sakhawi berkata:

قَالَ النَّوَوِيُّ ، وَنَاهِيْكَ بِهِ دِيَانَةً وَوَرَعًا وَعِلْمًا، فِيْ زَوَائِدِ الرَّوْضَةِ مِنْ بَابِ الْوَقْفِ: وَالْمُرَادُ بِأَصْحَابِ الْحَدِيْثِ الْفُقَهَاءُ الشَّافِعِيَّةُ، وَأَصْحَابِ الرَّأْيِ الْفُقَهَاءُ الْحَنَفِيَّةُ اهـ وَمَا أَحَقَّهُمْ بِالْوَصْفِ بِذَلِكَ
.
“Imam al-Nawawi berkata –betapa hebatnya beliau ( Al Syafi’i )dalam segi keagamaan, kewara’an dan keilmuan-, dalam Zawaid al-Raudhah, pada bagian bab waqaf: “Yang dimaksud engan ahli hadits adalah fuqaha Syafi’iyah, sedangkan ahl al-ra’yi adalah fuqaha Hanafiyah”. Alangkah berhaknya mereka dikatakan demikian”. (1/79).

80 % AHLI HADITS BERMADZHAB SYAFI’I
• Al-Bukhari
• Muslim
• Al-Nasa’i
• Ibnu Khuzaimah
• Ibnu Hibban
• Ibnu ‘Adiy
• Abu Nu’aim
• Al-Daraquthni
• Al-Hakim
• Al-Khathib al-Baghdadi
• Al-Baihaqi
• Ibnu ‘Asakir
• Ibnu al-Sam’ani
• Al-Silafi
• Ibnu al-Najjar
• Al-Mizzi
• Al-Dzahabi dan lain-lain

Sumber  :  Kiyai Muda Ufiz Syahrizal

"Presiden Jokowi Makin Mendunia" Jadi "Trending Topics"


KOMPAS.com — Sebuah foto artikel koran berbahasa Inggris yang beredar luas di media sosial, Rabu (8/5/2015), memicu percakapan maya tentang "Presiden Jokowi Makin Mendunia" dan menjadi trending topic di Twitter.

Artikel berjudul "Joko: I Don’t Read What I Sign" (Joko: Saya Tidak Baca Apa yang Saya Tanda Tangani) berisi ulasan mengenai kenaikan tunjangan uang muka pembelian mobil bagi pejabat.

Dalam artikel, Jokowi berkilah bahwa, "Tidak mungkin saya harus mengecek satu per satu halaman yang saya harus tanda tangani."

Foto ini di-tweet oleh pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra dalam akun Twitter-nya dengan mengatakan, "Presiden Jokowi Makin Mendunia. Ini berita di Wall Street Journal, salah satu koran terkemuka di dunia."

Kicauan ini di-retweet lebih dari 400 kali dan ramai diperbincangkan di media sosial. Namun, artikel ini bukan dari potongan Wall Street Journal, melainkan dari koran Jakarta Globe edisi 7 April 2015, tepatnya di halaman enam.

Yusril kemudian mengklarifikasi sumber artikel itu dalam kicauannya. Namun, "Presiden Jokowi Makin Mendunia" masih tetap populer dan dikicaukan lebih dari 2.000 kali.

Beberapa situs dan forum diskusi online juga memuat foto tersebut. Beberapanya mencantumkan sumber koran dengan benar, tetapi beberapa juga keliru.

Dibandingkan dengan Soeharto
Walau keputusan kenaikan uang muka pembelian mobil dicabut oleh Presiden Jokowi, perbincangan ini masih cukup hangat di media sosial.

Kata kunci "Perpres DP Mobil", misalnya, sudah digunakan lebih dari 24.800 kali selama sepekan terakhir.

Banyak orang memberikan opini, termasuk dari pengguna Twitter yang mengatasnamakan Hutomo Mandala Putra. Pengguna tersebut membandingkan tindakan Jokowi dengan Presiden Soeharto.

Dalam tweet-nya, dia mengatakan bahwa pemimpin yang menyalahkan bawahan ketika sedang terdesak adalah pemimpin yang "tidak bertanggung jawab".

"HMS tidak pernah menyalahkan kabinetnya, meskipun akhirnya dikhianati beberapa dari mereka, karena wibawa kabinet ada di pucuk pimpinan," katanya dalam akun @HutomoMP_9.

Sementara itu, di Facebook BBC Indonesia, Raihani Aulia berkomentar, "Mending blusukan ke kampung-kampung, di daerah, Paaaak, yang mau sekolah bertaruh nyawa... mencari jembatan penyeberangan... sekolah ambruuk... makan susaaah."

Sementara itu, Jos Ina mengatakan, "Indonesia dijual pun ga papa, kami rakyat kecil tak kan bisa mencegahnya", sedangkan Teeta Susanto menulis, "Tidak setuju, rakyat tercekik dengan harga-harga yang selangit, kok pejabat malah enak-enakan bisa nikmati mobil mewah."


Editor : Tri Wahono
Sumber: BBC Indonesia

Demonstrasi



Pmiiyogyakarta.blogspot.com Kami adalah segerombolan orang aneh yang dianggap mereka merusak suasana indahnya jalanan.

Hari ini kami adalah segerombolan orang aneh yg mereka kira banyak membaca buku-buku sesat, diskusi di warung kopi.

Namun, dengan gilanya kami menegaskan bahwa kami adalah pasukan Ibu pertiwi yg hari ini menangis melihat anak-anak bangsanya dipancung oleh para penguasa. Kamilah keluarga PMII yang dinanti-nanti rezim untuk memenggal kepalanya. Salam bergerak. (regar.batuah)

Demonstrasi serasa telah menjadi hal yang lumrah di mata pemerintah. Mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan masyarakat luas. Kami tidak hanya berkoar-koar dengan alasan membela rakyat atau pun menunjukan eksistensi organisasi mahasiswa. Turun ke jalan memang bukan satu-satunya cara untuk menyampaikan suara, jeritan, tangisan dan rintihan rakyat kecil. Kami hanya bisa berdikari di atas angan-angan retorika kebijakan pemerintah. dan entah kapan media-media berhenti di bungkam dengan issu yang tidak jelas.(Albasyari)

Salam Mahasiswa !!!
Salam Pergerakan !!!


Wednesday 8 April 2015

Harlah PMII ke-55


Rayakan Harlah PMII ke-55

  1. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga kabar baik menyertai kita semua. Amin.
  2. @nu_online dan @pmii_pb menyediakan baju harlah PMII dan buku-buku menarik bagi yang ngetwitt #HarlahPMII55.
  3. Syarat 1 ngetwitt harus dengan akun pribadi (bukan lembaga).
  4. Syarat 2 bikin minimal 10 maksimal 15 twitt dengan tema #PMIIhariini
  5. Maksudnya, twitt menjelaskan aktivitas PMII yang bermanfaat untuk PMII sendiri atau masyarakat secara umum.
  6. Twitt bisa menjelaskan aktivitas di PKC, Cabang, Komisariat, Rayon, atau individu yang aktif di tingkatan itu PMII.
  7. Syarat 3, tiap twitt harus diberi angka dengan menyertakan hashtag #HarlahPMII55 dan #PMIIhariini.
  8. Syarat 4, tiap twitt harus mention @nu_online dan @pmii_pb.
  9. Waktu: twitt dimulai Rabu 8 April dan berakhir Sabtu 11 April 20155 pukul 18.00
  10. 3 akun yang ngetwitt terbaik menurut kami akan mendapat hadiah yang telah disebutkan di atas.
  11. Akun yang ngetwitt terbaik akan dibuat berita di @nu_online dan situs resmi @pmii_pb.
  12. Rencananya, tanggal 12 April-15 April akan dibuka hal serupa dengan tema berbeda.
  13. Terima kasih. Wallahul muwafiq ilaa aqhwamith thariq wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Jendral Takut Istri

Para jenderal di jaman Orde Baru terbagi dalam dua kelompok, kata Gus Dur. Pertama jenderal yang takut istri. Kedua jendral yang tidak takut istri.
Dalam setiap pertemuan mereka selalu memisahkan diri. Jenderal yang takut istri berada di sebelah sisi ruangan. Sementara jenderal yang tidak takut istri berada di sisi lain.
Suatu ketika dalam suatu pertemuan ada seorang jenderal yang mestinya tergabung dalam kelompok jenderal takut istri duduk bersama kelompok jenderal yang tidak takut istri.
Teman-temannya, para jenderal yang takut istri protes. “Eh kenapa kamu duduknya di situ bareng jenderal yang tidak takut istri? Memangnya sekarang kamu sudah berani sama istrimu?”
Kata si jenderal, “Wah nggak tahu deh. Saya disuruh istri saya duduk di sini! ya saya duduk saja.” (Anam)


Dikutip dari: nu.or.id
Sumber : pmii.or.id

Wednesday 11 February 2015

PMII Peduli

20150210_112554
JAKARTA – Hujan lebat mengguyur Jakarta selama 2 hari membuat sebagian wilayah terendam banjir. Tidak ketinggalan wilayah langganan banjir Kampung Pulo Jatinegara Jakarta Timur yang merupakan wilayah muara kali Ciliwung. Ketinggian air kali Ciliwung di pintu air Manggarai tercatat 825 cm pada Senin (9/2/2015) jam 21.30 dan semakin meningkat setiap jamnya hingga Selasa Pagi.
Ketinggian air di pemukiman Kampung Pulo sudah sampai seleher orang dewasa atau sekitar 1,5 meter, sehingga warga sudah mengungsi di beberapa tempat termasuk di kantor Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur di Jln Jatinegara Barat. Jumlah warga yang mengungsi di Kantor Sudinkes sebanyak 85 kepala keluarga atau 309 orang termasuk banyak balita, anak-anak, dan lanjut usia.
Melihat kondisi warga yang sedang membutuhkan bantuan kemanusian tersebut, Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) DKI Jakarta membuka posko bantuan korban banjir di kantor Sudinkes untuk menyalurkan makanan, obat-obatan dan pakaian anak-anak dan balita.
“Mahasiswa Jakarta (PMII) harus turut merasakan penderitaan para korban banjir dan ikut serta memberikan bantuan yang dibutuhkan berupa makanan, obat-obatan, pakaian, dan sebagainya untuk meringankan beban hidup mereka yang menjadi korban banjir,” terang Mulyadin Ketua PMII DKI Jakarta, Selasa (10/2).
Hal senada dikemukakan Ketua Umum Kowani mitra pembentukan posko banjir PMII DKI Jakarta. Dr. Ir. Hj. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd menyatakan bahwa bantuan yang berikan adalah bentuk kepedulian wanita (kowani) terhadap ibu-ibu, anak-anak, balita, lansia dan warga masyarakat yang menjadi korban banjir.(Maq)

Sumber : pmii.or.id

Sunday 1 February 2015

89 Tahun, NU Adalah Idaman

NU


Tak terasa telah begitu lama negara Indonesia merdeka. Hampir 70 tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri dengan banyak tantangan dan peristiwa sejarah yang dialami bangsa ini. Massa Agresi Militer Belanda, Peristiwa pembantaian PKI, Orde Baru, Revolusi hingga Reformasi, NU menjadi salah satu sahabat setia yang tak pernah putus meninggalkan bangsa Indonesia. Dengan begitu setianya NU tetap mempertahankan Ke-NU-anya untuk tetap menjaga Indonesia dari segala kepentingan politik manapun.
Nahdlatul Ulama sendiri lahir pada 31 Januari 1926 M—sesuai catatan sejarah—yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar, yang sebelumnya adalah bertujuan untuk mengantisipasi niat buruk Raja Ibnu Saud dalam membongkar makam Nabi Muhammad SAW, maka dibentuklah Komite Hijaz oleh KH. Wahab Hasbullah yang kemudian disistematisasi menjadi ormas NU (nu.or.id). Hingga tahun ini NU telah menjalankan roda organisasi selama 89 tahun (Masehi), tentu itu bukan waktu yang sedikit.
Peranan NU bagi bangsa Indonesia bukanlah hanya sebagai organisasi sosial yang bergantung hidup sepenuhnya pada negara, namun NU mempunyai bagian penting bagi bangsa Indonesia. NU merupakan organisasi masyarakat terbesar di Indonesia dengan jumlah 34,92 % jumlah penduduk Indonesia (data BPS 2010). Dalam perjuangan bangsa Indonesia dari massa penjajahan Belanda hingga era Reformasi kalangan pesantren selalu ikut andil. Kita ambil contoh pada tahun 1937, NU telah mempelopori persatuan umat islam di seluruh Indonesia yaitu MIAI (Majlis Al Islamiy Al A’la Indonesia) untuk mempersatukan ummat Islam dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda (pesantren.web.id). Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh pesantren dan intelektual NU dalam memperjuangkan bangsa Indonesia.
Masyarakat NU di era millennium ini banyak dilirik oleh negara asing dalam hal kerukunannya. Indonesia terkenal sebagai negara plural yang terdiri dari banyak suku, agama, dan ras. Indonesia juga mempunyai masyarakat yang beragama Islam terbesar di dunia. Jika dibandingkan dengan negara Timur Tengah yang masyarakat muslimnya jauh lebih sedikit dari Indonesia, masyarakat NU lah yang menurut saya mempunyai riwayat konflik tersedikit dari negara-negara lain. Hal ini bisa dibandingkan pada konflik yang terjadi di negara Iran, Syuriah, Irak, Palestina, dan negara Timur Tengah lainnya yang tiap tahunnya bisa terjadi peperangan yang menimbulkan korban jiwa. Di Indonesia sampai saat ini tercatat, konflik agama Islam yang paling parah terjadi adalah peristiwa Poso pada 2000 silam antara orang Islam dan Kristen. Konflik ini pun, menurut Allisa Wahid dalam materinya (21/01/15) di Kaliurang silam, menyatakan bahwa konflik ini sebetulnya bukan konflik agama secara murni, namun merupakan oknum terkait yang mencoba memanfaatkan ketegangan masyarakat sebagai korbannya. Selain itu, dalam kasus bom bunuh diri dan terorisme yang hangat-hangatnya terjadi, ketua umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Sirodj menyatakan dalam media detik.com, bahwa pesantren NU tidak ada yang terkait teroris. Pernyataan-pernyataan ini telah membuktikan bahwa NU bukanlah agama, ormas, dan jama’ah yang keras dan tidak menghargai perbedaan, namun NU merupakan organisasi jam’iyyah dan Wasilah (jalan) yang selalu menjunjung tinggi toleransi sebagaimana dicerminkan oleh Almarhum KH. Abdurrahman Wahid.
Beberapa waktu lalu, 19 September 2013, delegasi dan tokoh agama dari Afganistan berkunjung ke Indonesia, tepatnya di Museum NU Surabaya. Maksud dari kedatangan mereka salah satunya adalah ingin mengetahui kondisi warga NU yang terkenal ramah dan rukun terhadap pemeluk agama lain. “Kami akan bawa pengalaman Islam ala NU ke Afganistan” tutur Fazal Ghani, pemimpin rombongan dari Afganistan (muslimmedianews.wordpress.com). Ini merupakan salah satu bentuk pujian yang diberikan oleh negara gurun pasir kepada NU untuk keberhasilan dalam mengayomi warganya dalam payung Islam Rahmatan Lil Alamin. Dari semua pernyataan yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa NU merupakan idaman bagi dunia islam ke depan.
Penulis: Mohammad Sahlan (PMII Universitas Gadjah Mada)

Saturday 31 January 2015


Fajarnews.com, INDRAMAYU- Puluhan mahasiswa di Indramayu yang tergabung dalam Aliansi Mahasiwa Indramayu (AMI) melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Indramayu, Kamis (22/1). Mereka menuntut agar DPRD mempertegas fungsi kontrolnya dan mencabut perda yang tidak pro-rakyat.

Aksi tersebut digelar sekitar pukul 11.00 WIB dari Universitas Wiralodra (Unwir) menuju gedung DPRD Kabupaten Indramayu. Massa aksi melakukan long march dan membentangkan sejumlah spanduk yang bertulisan “pertegas fungsi kontrol DPRD.”

Dalam aksinya, puluhan mahasiswa yang dari sejumlah universitas itu mendesak DPRD Kabupaten Indramayu yang dinilai masih minim kinerja.
"Banyak masalah di Kabupaten Indramayu, tapi berakhir hanya mengendap di permukaan dan tidak pernah terselesaikan," ujar Kendiri, salah satu koordinator lapangan.

Hal itu, menurut Kendiri, merupakan bukti kongkret masih lemahnya fungsi kontrol DPRD terhadap berbagai kebijakan eksekutif. Pada kenyataanya, DPRD dinilai hanya menjadikan masalah rakyat itu sebagai bahan koleksi dan evaluasi di akhir masa jabatanya.

Sumber ; Mas agus
             

Wednesday 28 January 2015

ASWAJA HADRATUSYSYAIKH MUHAMMAD HASYIM ASY’ARY

Seorang kiyai muda Ufis Syahrizal
guru Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran mengatakan dalam sebuah status :
Di Indonesia, Ahlussunnah Wal-Jama'ah merupakan ajaran Islam yang pertama kali menyebar dan diikuti oleh seluruh umat Islam Nusantara selama ratusan tahun. Aliran-aliran sempalan seperti Wahhabi, Syiah, Kebatinan dan lain-lain baru muncul di Indonesia sekitar tahun 1330 H/1912 M. Dalam hal ini Hadhratusysyaikh Kiai Muhammad Hasyim Asy'ari, pendiri jam’iyah Nahdlatul Ulama, radhiyallahu ‘anhu mengatakan:
فَصْلٌ فِيْ بَيَانِ تَمَسُّكِ اَهْلِ جَاوَى بِمَذْهَبِ اَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ، وَبَيَانِ ابْتِدَاءِ ظُهُوْرِ الْبِدَعِ وَانْتِشَارِهَا فِيْ اَرْضِ جَاوَى، وَبَيَانِ الْمُبْتَدِعِيْنَ الْمَوْجُوْدِيْنَ فِي هَذَا الزَّمَانِ. قَدْ كَانَ مُسْلِمُو اْلأَقْطَارِ الْجَاوِيَةِ فِي اْلاَزْمَانِ السَّالِفَةِ الْخَالِيَةِ مُتَّفِقِي اْلآرَاءِ وَالْمَذْهَبِ وَمُتَّخِذِي الْمَأْخَذِ وَالْمَشْرَبِ، فَكُلُّهُمْ فِي الْفِقْهِ عَلَى الْمَذْهَبِ النَّفِيْسِ مَذْهَبِ اْلإِمَامِ مُحَمَّدِ بْنِ اِدْرِيْسَ، وَفِيْ أُصُوْلِ الدِّيْنِ عَلَى مَذْهَبِ اْلإِمَامِ أَبِي الْحَسَنِ اْلأَشْعَرِيِّ، وَفِي التَّصَوُّفِ عَلَى مَذْهَبِ اْلإِمَامِ الْغَزَالِيِّ وَاْلاِمَامِ اَبِي الْحَسَنِ الشَّاذِلِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ، ثُمَّ اِنَّهُ حَدَثَ فِي عَامِ اَلْفٍ وَثَلاَثِمِائَةٍ وَثَلاَثِيْنَ أَحْزَاٌب مُتَنَوِّعَةٌ وَآرَاءُ مُتَدَافِعَةٌ وَرِجَالٌ مُتَجَاذِبَةٌ.. (الشيخ هاشم أشعري، رسالة أهل السنة والجماعة، ص/9).
Bagian ini menjelaskan konsistensi penduduk Nusantara (Indonesia) dengan madzhab Ahlussunnah Wal-Jama'ah, penjelasan tentang awal munculnya bid'ah, penyebarannya di Nusantara dan penjelasan macam-macam ahli bid'ah yang ada di masa sekarang (zaman Kiai Hasyim Asy'ari). Kaum Muslimin di seluruh Nusantara pada zaman dahulu, sepakat dalam hal pendapat dan madzhab, satu dalam aliran dan kecondongan. Mereka seluruhnya dalam hal fiqih mengikuti madzhab yang indah, yaitu madzhab al-Imam Muhammad bin Idris (al-Syafi'i), dalam pokok-pokok agama (akidah) mengikuti madzhab al-Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari dan dalam hal tashawuf mengikuti madzhab al-Imam al-Ghazali dan al-Imam Abu al-Hasan al-Syadzili, semoga Allah meridai mereka semua. Kemudian pada tahun 1330 H/1912 M, muncul golongan yang bermacam-macam, pendapat-pendapat yang bertentangan dan dan tokoh-tokoh yang saling tarik menarik.

Sumber : https://www.facebook.com/bapake.chilma?fref=ts

Tuesday 27 January 2015


IMG_20141101_124319672


Jakarta- Disela-sela Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama, Ketua Umum PBNU 2 Periode KH Hasyim Muzadi menyempatkan diri berdiskusi dengan segenap pengurus PB PMII. Dalam kesempatan tersebut, Kiai Hasyim menyampaikan harapannya kepada PB PMII.
Kiai Hasyim berharap PMII dapat menjadi wadah kaderisasi ahlussunah wal jama’ah. PMII juga harus terus menjaga nilai dan tradisi aswaja. “PMII harus menjadi wadah kaderisasi Islam aswaja. PMII harus menjaga dan melestarikan nilai dan tradisi aswaja. PMII juga harus meperbaiki citra kurang baik yang selama ini diterima sebagian masyarakat,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikam.
Pesan yang disampaikan Kiai Hasyim merupakan apa yang dicita-citakan ketika PMII didirikan. Organisasi yang didirikan di Surabaya 1960, merupakan wadah kaderisasi kemahasiswaan yang tetap melestarikan tradisi aswaja. Pengurus yang hadir di Munas dan Konbes NU dan berdiskusi dengan Kiai Hasyim diantaranya Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Ketua dan Sekretaris KOPRI dan tidak kurang dari 10 pengurus harian lainnya.
Menanggapi Kiai Hasyim, PB PMII menyambut baik atas masukan dan pesan yang disampaikan. Hal tersebut disampaikan melalui Ketua Bidang Kaderisasi Nasional Munadar Nugraha.
Indonesia tengah menghadapi tantangan liberasi pemikiran & sikap kader yg seolah “bangga” menjauh dari nilai2 keislaman. Disisi lain, kita dihadapkan pada bahaya laten, merebaknya gerakan fundamentalism agama yang akan mengancam Persatuan NKRI.
“Ini PR besar bagi bidang kaderisasi untuk lebih ekstra mengawal kaderisasi PMII yang berorientasi pada keislaman dan keindonesiaan,” tegas Nandar.
Nandar melanjutkan, untuk mewujudkan harapan, bidang kaderisasi telah menyiapkan berbagai strategi dan rencana strategis kaderisasi secara nasional.
“Tentunya, kerja-kerja kaderisasi berusaha untuk menghasilkan kader yang bertaqwa, berbudi luhur, berilmu, cakap & bertanggungjawab mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia,” lanjut Nandar.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan organisas ini didirikan. Juga sesuai dengan visi besar PB PMII Masa Khidmat 2014-2016. “Ini sesuai dengan visi besar PB PMII, yaitu Revitalisasi PMII sebagai Basis Kaderisasi Islam Ahlussunnah waljamaah,” pungkasnya.

Sumber : pmii.or.id

Sunday 25 January 2015


Mahbub Djunaidi, Sang Pendekar Pena



Meskipun bukan kelahiran Solo, namun di Kota Bengawan inilah awal bakatnya di dunia tulis menulis mulai tampak. Ia memulai karier menulisnya ketika Ia duduk di bangku Sekolah, sebagai Redaktur majalah Sekolah Dasar di Solo.
Mahbub Junaidi, Sosok kelahiran Jakarta 27 juli 1933 ini memang begitu gemar menulis, bahkan ia pernah berstatemen, “Saya akan menulis dan terus menulis hingga saya tak mampu lagi menulis.”
Ia adalah anak pertama dari 13 Saudara kandungnya. Ayahandanya  H. Djunaidi  adalah tokoh NU dan pernah jadi anggota DPR hasil Pemilu 1955. Keluarganya harus mengungsi ke Solo karena kondisi yang belum aman pada saat awal kemerdekaan. Di Solo, ia menempuh pendidikan di Madrasah Mambaul Ulum. Di tempat itu Mahbub diperkenalkan tulisan-tulisan Mark Twain, Karl May, Sutan Takdir Alisjahbana, dan lain-lain. “Masa-masa itulah yang sangat mempengaruhi perkembangan hidup saya,” cerita Mahbub.
Saat Belanda menduduki Solo tahun 1948, Mahbub Junaidi dan keluarganya kembali ke Jakarta.  Di Jakarta ia kemudian melanjutkan pendidikannya, masuk ke SMA Budi Utomo. Di sekolah barunya bakat menulis yang dimilikinya semakin terasah. Ia sering menulis sajak, cerpen, dan esei. Tulisan-tulisannya banyak dimuat majalah Siasat, Mimbar Indonesia, Kisah, Roman dan Star Weekly. Bakatnya ini terus berlanjut hingga ia menjadi mahasiswa, organisatoris, kolumnis, sastrawan, jurnalis, agawaman, poltisi dan sebagainya. Ya, selain sebagai seorang penulis, sosok yang satu ini juga dikenal sebagai tokoh yang multitalenta.
Dalam hal tulis-menulis Mahbub temasuk sangat piawai pada masanya, misalnya beliau yang menerjemahkan buku 100 tokoh yang berpengaruh di dunia karangan Michael H. Hart. Pun, dalam menulis kolom, Mahbub sangat terkenal dengan bahasa satire dan bahasanya yang humoris. Bahkan, Bung Karno samapai terkesan dengan tulisan beliau, karena Mahbub mengatakan Pancasila lebih agung dari Declaration of Independence, sehingga Bung Karno sempat mengundang Mahbub ke Istana Bogor, dari situlah Mahbub Junaidi menjadi sangat dekat dengan Bung Karno, dan Mahbub sangat kagum dengan “sang penyambung lidah rakyat tersebut.”
Ajaran Bung Karno, memang cukup mempengaruhi nasionalisme Mahbub. Pada sebuah pertemuan wartawan di Vietnam, Mahbub menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi kendati ia cukup fasih berbahasa Inggris atau Prancis. Inilah sikap nasionalismenya. “Bahasa Prancis bukan bahasa elu, dan bahasa Inggris juga bukan bukan bahasa gua.
Salah satu ciri dari tulisan Mahbub adalah kepandaiannya dalam memasukkan unsur humor. Humor adalah cara dari Mahbub untuk mengajak seseorang masuk kedalam suatu masalah, karena salah satu kebiasaan dari orang Indonesia adalah suka tertawa, maka untuk mengkritik dengan cara yang enak adalah lewat humor. Sebagaimana yang pernah dikatakan Gus Dur, “dengan humor kita dapat sejenak melupakan kesulitan hidup.”
Sebagai kolumnis, tulisan Ketua Umum PB PMII Tiga Periode Ini kerap dimuat harian Kompas, Sinar Harapan, Pikiran Rakyat, Pelita, dan TEMPO. Kritik sosial yang tajam tanpa kehilangan humor adalah ciri khas tulisan Sang Pendekar Pena ini. Akibat tulisannya yang tajam, Ia pernah ditahan selama satu tahun di tahun 1978. Jeruji besi dan gelapnya penjara tak menghambat nalar menulisnya di dalam penjara ia menerjemahkan Road to Ramadhan, karya Heikal, dan menulis sebuah novel Maka Lakulah Sebuah Hotel. Jaya pada tahun 1975.
Ketua Umum PMII Tiga Periode
Dalam kariernya sebagai aktivis mahasiswa, Mahbub Junaidi bersama sahabat-sahabatnya membentuk Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada 17 April 1960, dan pada saat itu juga Mahbub Junaidi terilih sebagai ketua umum. Jabatannya sebagai Ketua Umum PP.PMII diembannya selama tiga periode, yaitu periode 1960–1961, hasil Musyawarah Mahasiswa Nahdliyin pada saat PMII pertama kali didirikan di Surabaya Jawa Timur. Periode 1961-1963, Hasil Kongres I PMII di Tawangmangu Jawa Barat. Dan Periode 1963-1967, hasil Kongres PMII II di Kaliurang Yogjakarta.
Pada masa kepemimpinan sahabat Mahbub Junaidi inilah PMII secara politis menjadi sangat populer di dunia kemahasiswaan dan kepemudaan, sampai pada periode pertama sahabat Zamroni. Pernah ketika itu, sebagai ketua umum PMII dirinya menunjukkan tajinya, saat HMI hendak dibubarkan oleh Bung Karno, dikarenakan tokoh-tokoh Masyumi terlibat dalam pemberontakan PRRI PERMESTA di Sumatera Barat, Mahbub yang menjabat sebagai ketua PMII langsung berangkat ke Istana Bogor untuk berdialog langsung dengan Bung Karno, dan pemintaan Mahbub sangat tegas, yaitu “HMI jangan dibubarkan.” Dan akhirnya tuntutannya itu terkabul.
Saat menjadi aktivis mahasiswa, Mahbub juga ahli dalam membuat lagu, mars PMII dan mars Gerakan Pemuda Ansor juga ciptaan dari Mahbub Junaidi. Dari kariernya sebagai ketua umum PB PMII, membuat kaiernya melesat ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Sebagai jurnalis, penulis dan sastrawan, Mahbub telah meraih prestasi yang sangat baik. Tulisannya sebagai Pemred Duta Masyarakat telah menunjukkan benang merah dari gagasan dan pikirannya mengenai berbagai masalah yang dihadapi bangsa kita. Perjalanan panjang dalm organisasi di lingkungan NU dapat menjadi bukti dari pengabdiannya kepada masyarakat.
Kiprahnya sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dapat dari petunjuk dari pengabdiannya dalam mengembangkan kehidupan pers nasional. Tulisannya sebagai sastrawan telah menununjukkan keragaman kemampuan yang dimilikinya dengan meraih penghargaan sastra tingkat nasional. Kolom “Asal Usul” yang dimuat secara tetap di tiap hari minggu harian Kompas selama jangka waktu yang cukup lama menunjukkan kemampuan Mahbub dalam menulis dan daya pikat tulisannya terhadap masyarakat. Gaya tulisannya sekarang banyak ditiru oleh penulis Indonesia.
Mahbub Djunaidi adalah tokoh nasional yang bersahaja, seorang jenius yang berkarakter mengamati perkembangan hidup melalui tulisan-tulisannya, penggerak organisasi dan seniman politik yang dimiliki oleh NU dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Sementara Mahbub Djunaidi meninggal dunia pada tahun 1995 di usia 62 tahun, usia yang masih cukup untuk beraktivitas dan berjuang. (Ajie Najmuddin/disarikan dari berbagai sumber)
(dilansir nu.or.id Kamis, 18/4/2013)
JOMBANG – Sebanyak 297 warga yang mengalami gangguan kekeruhan pada lensa mata atau katarak mengikuti operasi di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang. Operasi gratis yang digelar RSNU, Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (SLPT) dan INTI, serta A New Vision Singapura ini akan berlangsung hingga 25 Januari mendatang.
“Total yang mendaftar ada sebanyak 1000 orang, namun setelah dilakukan screening yang layak untuk dioperasi sebanyak 297 orang, karena mereka harus menjalani tes dulu sebelum dioperasi,” ujar Minan Rahman Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian RSNU Jombang, Jumat (22/1) kemarin.
Para pasien, katanya, tidak hanya berasal dari kabupaten Jombang, tetapi juga dari luar daerah seperti Bojonegoro, Kediri, dan Surabaya. Kegiatan bakti sosial operasi katarak seperti ini sudah dilakukan RSNU sebanyak 3 kali. “Untuk operasi Katarak kali ini kita melibatkan 4 dokter spesialis mata, tenaga medis dari A New Vision,” tandas Minan.
Minan mengakui antusiasme masyarakat untuk mengikuti operasi katarak sangat besar. Dengan jumlah pasien yang cukup banyak, operasi kemungkinan akan dilakukan hingga tanggal 25 mendatang. Untuk melakukan operasi, pasien mesti menjalani tes penglihatan, tensi darah, dan mendapat tetes sebelum masuk ruang dioperasi.
“Operasinya sendiri membutuhkan waktu sekitar 15 menit lah untuk setiap pasien. Jadi kemungkinan satu hari sekitar 100 orang pasien,” tuturnya.
Hadir pada kegiatan operasi katarak kemarin Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko, Wabup Hj Jombang Mundjidah Wahab, Komandan Korem 082 Mojokerto,  Kolonel CZI Suparjo, Komandan Kodim 0814 M Haidir, Kapolres AKBP Ahamd Yosep Gunawan, Ketua DPRD Joko Triono.
“Kegiatan seperti ini sangat membantu pemerintah Kabupaten Jombang dalam mewujudkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Terima kasih karena dengan operasi katarak gratis ini masyarakat saya kembali bisa menikmati penglihatannya,” tutur Bupati saat membuka kegiatan. (Muslim Abdurrahman/Mahbib)


Sumber: nu.or.id

Saturday 24 January 2015

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menyampaikan, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia agar proses hukum kasus yang menjerat pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dilakukan sesuai dengan aturan hukum. Tanggapan yang sama juga disampaikan terkait adanya pihak yang melaporkan Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja, ke Badan Reserse Kriminal Polri.
"Presiden memerintahkan kepada Polri agar proses hukumnya berjalan dengan aturan hukum yang ada, tidak ada manuver lain selain patokan aturan hukum," kata Andi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Sabtu (24/1/2015).
Mengenai kasus hukum yang menjerat pimpinan KPK, Andi mengatakan bahwa Presiden akan menyiapkan langkah yang menjamin agar KPK tetap bisa menjalankan fungsinya dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, serta nepotisme.



Adnan dilaporkan ke Bareskrim Polri siang tadi atas tuduhan melakukan perampasan saham dan aset sebuah perusahaan pemotongan kayu di Kalimantan Timur pada 2005. Laporan ini disampaikan kuasa saham PT Daisy Timber, Mukhlis Ramdhan, dengan didampingi tim kuasa hukumnya.
Mukhlis sebagai pemiliki saham di PT Teluk Sulaiman menuding bahwa Adnan dan rekannya, Muhammad Indra Warga Dalem, memalsukan akta notaris perusahaan. Sejumlah direksi dicopot dan digantikan oleh orang dekat keduanya. Begitu juga sejumlah aset, seperti mobil dan bangunan, diambil alih secara paksa oleh Indra dan Adnan. Mukhlis mengklaim perusahaannya merugi ratusan miliar rupiah atas perampasan itu.
Pada 2008, Mukhlis sempat melaporkan Indra dan Adnan ke Polres Berau, Kalimantan Timur. Namun, penyidik Polres Berau hanya melakukan pemanggilan pertama terhadap Mukhlis. Selebihnya, kasus tersebut dipendam dan tidak pernah terungkap. Mukhlis juga sempat melaporkan kembali Indra dan Adnan pada 2009. Namun, hingga kini kasus itu tidak pernah ditindaklanjuti.
"Saya rasa sekarang adalah momen yang tepat. Kami ke sini ingin mencari keadilan," ujar dia, Sabtu.
Terkait pelaporan ini, Deputi Pencegahan KPK Johan Budi menyampaikan bahwa KPK menghormati pihak yang melaporkan Adnan ke Bareskrim. Menurut Johan, pelaporan tersebut merupakan hak siapa pun sebagai seorang warga negara. Hanya, Johan berharap, laporan tersebut dibuat bukan dengan maksud menyerang KPK.
"Ya, tentu laporan itu jangan berupa tujuan tertentu yang tidak terkait dengan perkara itu, ada maksud-maksud tertentu. Bahwa ada yang melaporkan orang, itu haknya dia," kata Johan saat dihubungi, Sabtu.
Johan juga menilai, tidak bisa dimungkiri jika publik memiliki persepsi bahwa laporan terhadap Adnan Pandu ini merupakan bagian dari skenario penyerangan terhadap KPK. Terlebih lagi, laporan ini disampaikan kepada kepolisian tak lama setelah Bareskrim Polri menetapkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto (BW) sebagai tersangka.

Sumber ; Komps.com
Opini

MBANGUN NDESO






oleh : R Ahmad, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Semester 5
Sering mendengar slogan “bali mbangun ndeso” yang di gembor-gemborkan untuk mengajak kembali membangun desa asal. Selogan tersebut menunjukan bahwa pembangunan yang tidak merata sehingga terjadinya kesenjangan antara kota dengan desa yang disebabkan berbagai faktor yang diantaranya sumber daya manusia yang kurang dan dana yang digelontorkan pemerintah pusat belum sepenuhnya maksimal. Sumber daya manusia desa berkurang di karenakan mindseat masyarakat desa yang memahami bahwa untuk menjadi sukses harus merantau ke kota dan meninggalkan desa sehingga sumber daya manusia yang selanjutnya penulis singkat menjadi SDM terus berkurang khusunya SDM yang produktif. Kehilangan SDM yang produktif merupakan masalah yang cukup serius karena
Perencaan pembangunan merupakan konsep yang sangat multidimensial, yang mengacu kepada serangkaian karakteristik dan segenap aspek kehidupan, baik dalam politik, ekonomi maupun sosial budaya. Seiring dengan reformasi dan arus desantralisasi sejak Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tetang pemerintahan daerah yang kemudian dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2014, pradigma pembangunan nasional telah mengalami perubahan yang significan, dari pembangunan yang bertumpu pada pemerintah pusat atau Negara menjadi pembagunan yang bertumpu pada masyarkat, dan juga setelah di tetapkannya Undang-Undang desa oleh DPR RI periode 2009-2014 yang merupakan prestasi terbesar DPR periode tersebut dalam keberpihakannya terhadap masyarakat kecil atau dalam hal ini masyarkat desa
Dalam RPJMN 2004-2009 dijelaskan bahwa pembangunan infrastruktur sangat penting yakni sebagai : (1) tulang punggung produksi dan pola distribusi barang dan penumpang, (2) perekat utama Negara Kesatuan Republik Indonesia, (3) pemicu pembangunan suatu kawasan, (4) pembuka keterisolasian suatu wilayah, dan (5) prasyarat kesuksesan pembangunan di berbagai sektor.
Dalam usaha pembangunan infrastruktur perdesaan, pemerintah menghadapi kendala tidak saja dalam masalah pembiayaan tapi juga penolakan dari masyarakat akibat ketidaksesuaian antara infrastruktur yang dibangun dan yang menjadi kebutuhan mereka, maka pelibatan masyarakat merupakan sebuah cara yang efektif. Dengan partisipasi masyarakat tidak hanya akan menjawab kedua permasalahan tersebut, tapi masih banyak lagi keuntungan yang diperoleh kedua belah pihak. Kendatipun demikian, mengikutsertakan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam program-progam pembangunan tidak semudah apa yang dibayangkan.
Perencanaan dapat dilihat dari 2 hal, yaitu proses, fungsi manajemen, dan pengambilan keputusan.
Inti dari perencanaan adalah mengantisipasi masa depan suatu indiviu atau organisasi berdasarkan tujuan yang ditetapkan di masa depan. Hal ini dapaitempuh dengan melaksanakan persiapan yang didasarkan pada data dan informasi yang tersedia dan diterima. Sehingga aspek yang terkandung dalam perencanaan adalah perumusan tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut dedngan memenfaatkan sumber daya yang ada. Tapi dalam prakteknya sering sekali menemui kesulitan dalam menentukan alat atau cara dalam mencapai tujuan dan juga sumber daya yang kompeten dalam pelaksanan suatu perencanaan.
Dalam hal pembangunan desa peran masyarakat sangatlah diperlukan karena masyarakat desa di Indonesia masih menggunakan sistem gotong royong dalam segala kegiatan, baik perencanaan maupun pelaksanaan. Dalam pelaksanaan perencaanaan publik partisipasi masyarakat atau musrenbang merupakan hal yang sangat membantu berjalannya suatu perencaan seperti penentuan usulan rencana strategic, penentuan draft skala orioritas, dan platform anggaran, penentuan usulan rencana program kerja, penyelesaian draft dokumen perencanaan, pembahasan draft dokumen perencanaan, penetapan dokumen perencanaan, dan masyarakat juga ikut terlibat dan memantau secara langsung perencanaan yang dilaksanakan apakah sudah sesuai dengan tujuan bersama dan juga dapat menjaga akuntabilitas para pelaksana perencanaan. Apalagi setelah disahkannya UU Desa, peran mayarakat desa harus lebih ditingkatkan, karena dana yang diberikan pemerintah pusat kepada setiap desa kurang lebih 700 juta sampai 1,4, agar tingkat penyelewengan baik dalam tingkatan perencanaan maupun pelaksaan tidak terjadi.

Sumber :https://kabarekuilibrium.wordpress.com/category/opini/
150122104525_wirathu_640x360_getty
Pejabat hak asasi manusia PBB, Zeid Ra’ad Al Hussein, mendesak pemerintah Myanmar mengecam keras biksu Ashin Wirathu, setelah pemuka Buddha ini menyebut seorang utusan PBB “pelacur” dan “wanita jalang”.

Al Hussain mengatakan komentar Wirathu tergolong “ucapan yang bisa memicu kebencian”.

Ia juga menilai bahwa komentar tersebut “melecehkan dan tidak menghargai martabat wanita”.

“Saya mendesak para pemimpin politik dan agama di Myanmar untuk mengecam semua ucapan yang bisa memicu kebencian,” kata Al Hussain dalam satu pernyataan tertulis.

Biksu Wirathu mengeluarkan komentar ini dalam satu unjuk rasa pekan lalu, untuk menentang lawatan utusan PBB, Yanghee Lee, yang antara lain mengangkat nasib minoritas Muslim di Myanmar.

Yanghee Lee mengatakan nasib warga minoritas Muslim sangat mengenaskan.
Yanghee Lee mengatakan bahwa warga Muslim Rohingya hidup dalam kondisi yang sangat mengenaskan.

Wirathu sendiri dalam wawancara dengan BBC menolak tuduhan bahwa dirinya memicu kebencian.

“Saya tidak menyesal … kata-kata yang saya pakai sangat lunak. Ketika itu saya berbicara tentang isu nasional, bukan berceramah tentang agama,” kata Wirathu.

Wirathu mendekam di penjara selama hampir sepuluh tahun setelah dinyatakan bersalah memicu kebencian terhadap orang-orang Islam.

Ia dikenal sebagai pemimpin gerakan 969 yang mengatakan Myanmar adalah negara Buddha dan mestinya ada pembatasan atau boikot terhadap warga Muslim.

Sumber: BBC Indonesia
              www.pmii.or.id

PB PMII Desak Polri Ungkap Kasus Penembakan Aktivis

JAKARTA - Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mengecam penembakan aktivis yang terjadi di Bangkalan. Seperti diketahui, Selasa (20/1) lalu, aktivis Mathur Husyairi ditembak orang tidak dikenal di depan rumahnya yang terletak di bilangan reuku Umar, Bangkalan.

"Kami mengutuk cara-cara ancman, pembungkaman, serta intimidasi terhadap Mathur yang selama ini giat melaporkan kasus-kasus korupsi di Madura kepada KPK, " kata Firmana Tri Andika, Ketua Biro OKP PB PMII.

Selain itu, PMII juga mendesak kepolisian segera menangkap pelaku penembakan. Serta menangkap aktor intelektual dibalik penembakan aktivis anti korupsi yang juga merupakan Majelis Pembina Cabang PMII Bangkalan.

"Selain menangkap, pihak kepolisian juga haru berani mengungkap aktor intelektual dibalik penembakan Mathur," lanjut andika

Pihak kepolisian juga di harapkan untuk meningkatkan keamanan, agar kasus kekerasan seperti penembakan tidak terulang kembali.

Saya hanya mengetik ulang agar semua keluarga pmii tahu khususnya di yogyakarta
Sumber : pmii.or.id
Silahkan download linknya di app pmii di smart phone anda